Rabu, 03 Januari 2018

Sejarah farmakognosi


Penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang sejak kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang menyebutkan berbagai simplisia, antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, dan minyak jarak. Orang Yunani Kuno, seperti Hipocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib, juga telah mengenal kayu manis, hiosiamina, kelembak, gom arab, dan bunga kantil.
     Pada tahun 1737, Carl Linnaeus , seorang ahli botani Swedia, menulis buku “GeneraPlantarum”. Buku ini kemudian menjadi buku pedoman utama sistematika botani. Farmakognosi modern mulai dirintis oleh Theodor wilhem Christian Martius, Seorang apoteker jerman, yang dalam bukunya  “Grundriss Der Pharmacognosie Des Pflanzenreiches”telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi dan cara-cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.
     Pada awal perkembangan ilmu kedokteran dan kefarmasian di dunia barat, segala sesuatu yang berkaitan dengan obat dan penggunaannya disebut sebagai materi medica atau bahan obat. Pada awal abad ke-19, materi medica dibagi menjadi farmakologi dan farmakognosi. Farmakologi mempelajari mekanisme kerja obat, sedangkan farmakognosi adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang merupakan sumber obat.
     Sampai dewasa ini, perkembangan farmakognosi sudah sampai ke usaha-usaha isolasi, identifikasi, dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Beberapa definisi Mengenai Simplisia :
1. Simplisia                : Bahan alamiah yang digunakan sebagai                                  obat yang belum mengalami pengolahan.
2. Simplisia Nabati    : Simplisia berupa tanaman utuh,  bagian/eksuda                  tanaman.
3.Eksudat tanaman   : isi sel secara spontan yang keluar dari   tanaman.
4.Simplisia Hewani   : Simplisia yang berupa hewan utuh, hewan atau zat-zat     yang berguna.Simplisia Mineral        : Simplisia yang berupa mineral yang         belum di olah atau diolah dengan cara sederhana.